Minggu, 08 November 2020

Mengubah Disability Menjadi Ability


Lanjutan Kisah F

"F Pemuda Tunarungu Yang Sudah Menjadi PNS"

Selain rajin dan tekun,

F juga seorang yang sangat bertanggung jawab dan suka membantu, hal ini ia buktikan saat aku diminta untuk menjadi penterjemah bahasa isyarat pada sebuah kasus pengeroyokan hingga hilangnya nyawa seseorang di daerah Polsek Bekasi.

Saat itu aku diminta membantu pihak kepolisian dalam menangani kasus tersebut, dimana seorang saksi kuncinya adalah seorang pemuda tunarungu. Pihak kepolisian agak kesulitan mengintrogasi saksi yang memang memiliki kendala dalam hal komunikasi.

Hari pertama aku datang ke polsek dan menemui para polisi yang biasa bertugas mengintrogasi para saksi maupun korban. Aku diperkenalkan dengan seorang yang ternyata ia adalah saksi kunci dari kasus yang sedang mereka tangani. Dan ternyata adalah seorang yang memiliki hambatan bicara dan pendengaran.

Saat ku mulai percakapan dengan si saksi, ternya ia adalah pemuda tunarungu yang tidak pernah mengenyam pendidikan. Ia tidak bisa baca tulis dan juga bahasa isyrat yang umumnya digunakan di sekolah-sekolah luar biasa. Tentu saja aku agak kesulitan dalam mengorek informasi darinya.

Kuungkapkan pada pihak kepolisian akan hal ini. Akhirnya kusarankan untuk meminta bantuan sesama tunarungu untuk dapat mengorek informasi yang lebih akurat. Pikirku jika sesama tunarungu mereka pasti memiliki bahasa-bahasa isyarat yang non formal yang saling mereka pahami. Maka aku berpikir untuk mengajak F untuk membantuku saat itu.

Keesokan harinya selesai mengajar akupun bersama F kembali ke polsek untuk mengintrogasi saksi. Ternyata diluar dugaanku, F pun merasa agak kesulitan dalam berkomunikasi dengan si saksi ini. Karena memang ia seorang tunarungu yang sama sekali tidak sekolah.

Namun aku dan F serta pihak kepolisian terus berusaha untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya. Sebab dalam kasus ini ada beberapa yang menjadi tersangka. Ini adalah sebuah kasus pengeroyokan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Dalam hal ini pihak kepolisian mencari pelaku utama yang menusuk si korban. Yang melihat kejadian saat itu adalah si saksi yang seorang tunarungu.

Dengan berusaha keras F dan aku berusaha berkomunikasi dengan si saksi dibantu oleh bapa-bapa polisi.  Satu persatu foto pelaku di tunjukan, akhirnya terungkaplah pelaku utamanya. Sayang saat itu sang pelaku masih melarikan diri dan belum tertangkap.

Itulah kisah kerjasamaku bersama F dalam membantu pihak kepolisian mengungkap sebuah kasus pengeroyokan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Dari situ aku sedikit tahu pekerjaan seorang penegak hukum tidaklah mudah. Butuh ketelitan, keakuratan dan ketepatan dalam mengambil keputusan. Sebab jika salah menangkap orang bisa fatal akibatnya. Bukan hanya merugikan orang yang tertuduh melainkan semua pihak yang terkait.

Esok harinya bapa-bapa polisi yang kemarin kami bantu datang ke sekolah untuk mengucapkan terimakasih atas bantuan kami. Beliaupun merasa bangga dengan F, setelah tau bahwa F adalah seorang pegawai negeri sipil sama dengan kami para guru disini.

Itulah kisah F yang menginspirasi saya untuk menulisnya, semoga kebahagiaan dan kesuksesan selalu menyertainya.

Aamiin Yarobbalalamiin...

#Day6NopAISEIWritingChallenge

5 komentar:

  1. Ada kelebihan yang mengagumkan dari orang disabilitas.
    Saya suka ceritanya heroik Bu....

    BalasHapus
  2. Aamiin.. Dan smg bnyk di luar sana anak2 yg mmliki kbutuhan kgusus tetap bscbrsmngtbuntyk mnggapai cita .mnjdi oran2 yg berguna..

    BalasHapus