Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ) adalah anak bangsa yang juga memiliki hak yang sama
di segala bidang pada umumnya dan pendidikan pada khususnya. Anak Berkebutuhan
Khusus adalah anak yang secara pendidikian memerlukan layanan yang spesifik
berbeda dengan anak –anak pada umumnya.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki hambatan belajar dan
hambatan perkembangan. Oleh sebab itu mereka memerlukan layanan pendidikan yang
sesuai dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang dialami oleh
masing-masing anak.Menurut ahli (Heward)
Anak berkebutuhan khusus adalah anak
dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu
menunjukan pada ketidak mampuan mental, emosi atau fisik. Istilah lain bagi Anak Berkebutuhan Khusus adalah Anak Luar Biasa (ALB). Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Tujuan
pendidikan bagi ABK adalah untuk mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki
oleh individu sehingga mampu menampilkan eksistensi sebagai warga Negara yang
mandiri.
Secara
umum anak yang berkebutuhan khusus meliputi dua kategori yaitu : Anak yang
memiliki kebutuhan khusus bersifat permanen, yaitu akibat dari kelainan
tertentu, dan Anak berkebutuhan khusus yang bersifat temporer, yaitu mereka
yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan yang disebabkan kondisi dan
situasi lingkungan.
Salah satu lembaga atau sekolah untuk anak berkebutuhan khusus adalah Sekolah Luar Biasa ( SLB ). Sekolah Luar Biasa ( SLB ) merupakan
lembaga pendidikan bagi peseta didik berkebutuhan khusus di Indonesia yang
telah diwadahi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991. SLB merupakan sebuah lembaga pendidikan sama seperti lembaga pendidikan pada umumnya, yaitu mengikuti peraturan yang ditetapkan pemerintah. SLB yang ada di kota kami berada dibawah dinas pendidikan provinsi, maka semua pelaksanaan kegiatan KBM maupun yang lainnya kami mengikuti aturan provinsi.
Berdasarkan kalender pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, pelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS) satu ini jatuh pada tanggal 1 Desember 2020.
Dengan mengacu pada kalender pendidikan tersebut, sekolah dan para guru sibuk mempersiapkan pelaksanaan PAS ini. Pelaksanaan PAS kali ini masih seperti pelaksanaan akhir tahun ajaran yang lalu, yaitu secara daring.
Pelaksanaan disekolah kami, untuk tingkat SMALB menggunakan google form dalam pendistribusian soalnya. Kami memilih pembuatan soal melalui google form dalam pelaksanaan PAS dimasa pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, ada beberapa alasan. Diantaranya yaitu:
- Google Form mudah untuk digunakan, termasuk dalam pembuatan maupun pemakaiannya. Dengan kemudahannya tersebut, Google Form ini sangat cocok untuk digunakan bagi seorang pemula.
- Kita dapat menikmati layanan Google Form secara gratis. Dengan kelebihan ini, kita tidak perlu membuang uang untuk membeli aplikasi maupun layanan seperti pembuatan formulir. Karena Google Form tersedia secara gratis, atau bebas biaya.
- Tidak seperti program lainnya, Google Form termasuk memiliki program yang ringan. Sehingga kita dapat menggunakannya tanpa adanya kendala.
- Kelebihan Google Form yang dapat kita gunakan yaitu dapat dibagikan ke berbagai plaform. Kelebihan ini sangat bermanfaat karena dengan membagikannya , kita dapat membuat semua siswa bisa mengisi kuis maupun kuisioner yang telah kita buat untuk mengumpulkan nilai siswa.
- Google Form memiliki fitur Spreadsheets. Kita dapat melihat tanggapan survei yang telah dikumpulkan pada formulir secara rapi dan juga otomatis. Dan juga kita dapat melihat info dari tanggapan waktu dan juga grafiknya dengan fitur Spreadsheets ini.
Google form ini kami gunakan untuk menilai kemampuan akademik bagi siswa yang memiliki hambatan pendengaran dan hambatan intelegensi yang ringan. Sedangkan untuk mengukur kemampuan vokasional bagi siswa SMALB, kami memberikan tugas praktek sesuai dengan bidang vokasi yang dipilih para siswa. Mengingat struktur kurikukum di SLB lebih banyak muatan vokasionalnya maka jumlah jam belajar vokasi tentunya lebih banyak. Begitupun saat PAS di masa pandemi ini. Untuk siswa yang mengalami hambatan intelegensi yang berat atau yang tergolong tunagrahita C1, para guru melakukan kegiatan PAS ini dengan cara home visit.
Meskipun masih ada kendala yang kami hadapi dalam kegiatan ini, kami tetap berusaha melaksanakannya. Walau tidak semaksimal jika dilaksanakan secara tatap muka.
Semoga pelaksanaan PAS kali ini berjalan lancar seperti akhir tahun ajaran yang lalu. Aamiin yarobbalalamiin.
Oh..ada ketentuan khusus google form ya, bu.
BalasHapusBukan ketentuan mungkin ya Bu, kelebihan dari google form..
HapusMksh Bu Dahlia...
menginspirasi
BalasHapusTerimakasih Bapa...
HapusIdem bu. Sy juga pakai gform😁
BalasHapusIya Bu lebih efektif ya Bu...
Hapus