Dalam kisah
"Gadis Tunanetra Si Penari Saman"
Sejak masuk sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, M tinggal di asrama.
M sekolah disebuah sekolah khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus penyandang tunanetra.
Menurut M Kalau di asrama kehidupan lebih menyenangkan. Belajar disiplin, di sana juga ada kegiatan setiap hari yang berbeda-beda, kecuali Sabtu Minggu memang libur. Waktunya kerja bakti di asrama yaitu membersihkan kamar dan kamar mandi.
Kegiatan di asrama juga beragam, diantaranya belajar catur, tenismeja, teater, main band dan alat musik seperti gitar, piano dan drum.
Di sana juga diajarkan berbagai jenis keterampilan, seperti membuat taplak meja, keset dan berbagai kerajinan perkakas dari rotan.
Di sana para siswa bisa memilih mau ambil kegiatan yang mana, sesuai bakat dan minatnya.
Sejak kecil M memang sudah terbiasa mandiri. Saat tinggal dirumahpun ketika ia duduk di bangku sekolah menengah atas hingga ia kuliah di perguruan tinggi dimana M sekolah disekolah umum, dan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta, ia tinggal jauh dari ibunya, karena sang ibu harus mencari nafkah menjadi tenaga kerja wanita diluar negeri, dan ayahnya telah meninggal dunia.
M benar-benar sosok wanita yang luar biasa, dibalik keterbatasannya, ia mampu menunjukkan ability, dan menutupi disability nya. Dengan telah diraihnya sebuah gelar sebagai seorang PNS dan sebagai penari, sungguh pencapaian yang luar biasa.
Saya bangga dan kagum dengan M. Semoga kebahagiaan dan kesuksesan selalu menyertainya.
Aamiin Yarobbalalamiin.
#Day8NopAISEIWritngChallenge
Kisah nyata yg inspiratif
BalasHapusTerima kasih pa..
Hapus