Walau ayah dan ibu telah tiada, namun kegiatan rutinku berkunjung kesana tetap berjalan. Karena bagiku keluarga adalah segalanya. Apalagi kini aku hanya tinggal berdua.
Satu persatu orang-orang yang kucintai dan mencintaiku pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Pertama bapa, yang pergi karena kanker yang menyerangnya. Bapa pergi tepat di hari ulang tahunku yang ke 40. Tujuh tahun yang lalu di rumah sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta.
Selang beberapa tahun kemudian Kaka pertamaku. Ia pergi meninggalkan tiga orang anak dan istri. Kaka pergi begitu mendadak. Pagi hari saat aku akan berangkat kerja, ia mengeluh tak enak badan. Siang hari saat disekolah ku mendapat kabar, Kaka telah tiada.
Yang ketiga ibu. Setelah sekian bulan kurawat. Baik dirumah sakit maupun dirumah karena memang sudah tua dan kondisi kesehatannya selalu menurun. Ia pun pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Tepat dimalam hari raya Idul Adha.
Saat seluruh umat Islam bersuka cita mengumandangkan puji-pujian kepada Sang Ilahi Robbi. Akupun mengumandangkannya dengan diikuti derah air mata duka. Duka yang sangat mendalam karena harus berpisah dengan orang yang sangat berarti dalam hidupku.
Saat kutunaikan shalat magrib. Selesainya kupanjatkan doa-doa untuk mereka semua yang telah meninggalkanku. Saat itu air mataku begitu deras mengalir. Rasa itu kembali datang. Rasa sedih yang tak terperi. Rasa rindu yang mendalam. Rindu saat- saat bersama orang-orang yang selalu mencintai dan menyayangiku.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka dan menempatkan ditempat yang terindah di sisi Nya, Aamiin yarobbalalamiin.
#Day23AISEIWritingChallenge
Aamiin..i syaAllah syurga tempat terindah untuk mereka.al fatihah..
BalasHapusAamiin yarobbalalamiin..
HapusMksh Bu..