Sabtu, 29 Agustus 2020

Mengubah Disability Menjadi Ability

"Gadis Tunanetra Si Penari Saman"

Oleh: Kartini

Mega biasa aku memanggilnya, ia adalah teman sejawatku disekolah, ia baru saja diangkat menjadi pegawai negeri sipil dilingkungan provinsi kami. Ia mengikuti tes CPNS melalui jalur umum pormasi untuk disabilitas.

Mega adalah seorang penyandang disabilitas netra total, namun banyak keahlian yang dimilikinya, diantaranya, ia dapat dapat berbicara dalam bahasa Inggris comversation, dapat mengoperasikan komputer aplikasi paket MS office seperti MS word, Excel, internet dan surat menyurat.

Mega tipe wanita yang senang belajar.

Hambatan penglihatan tidak menjadikan Mega wanita yang cengeng dan lemah, tapi sebaliknya, ia merupakan wanita yang luar biasa kuat dan penuh semangat.

Keahlian Mega yang lain adalah, ia juga pandai menari. Tarian yang sering ditampilkan bersama rekan-rekannya adalah tari tradisional.

Mega dan teman-teman tunanetra tergabung dalam sanggar Pelita Monas yang yang di prakarsai oleh Lions Club Jakarta Monas, mereka disana belajar tari saman, tari indang dan lain-lain. Ada juga beauty clasnya dan paduan suara.

Mereka yang mau masuk club tersebut diseleksi, yaitu mereka harus sudah Mandiri. Karena disana tidak disediakan transportasi untuk latihan, jadi mereka juga harus sudah bisa mobilitas sendiri kemana-mana.

Mereka latihan setiap hari Minggu , dan mereka sering dipanggil tampil di acara-acara stasiun televisi, diantaranya Mega dan rekan-rekannya pernah tampil di Indosiar acara liga dangdut, di RTV acara Michael Tjandra Luar Biasa dan di Metro TV acara Kick Andy. Mereka juga sudah mendapat Rekor MURI sebagai penari yang penarinya semua tunanetra.

Sejak masuk sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, Mega tinggal di asrama.

Mega sekolah disebuah sekolah khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus penyandang tunanetra.

Menurut Mega Kalau di asrama kehidupan lebih menyenangkan. Belajar disiplin, di sana juga ada kegiatan setiap hari yang berbeda-beda, kecuali Sabtu Minggu memang libur. Waktunya kerja bakti di asrama yaitu membersihkan kamar dan kamar mandi.

Kegiatan di asrama juga beragam, diantaranya belajar catur, tenismeja, teater, main band dan alat musik seperti gitar, piano dan drum.

Di sana juga diajarkan berbagai jenis keterampilan, seperti membuat taplak meja, keset dan berbagai kerajinan perkakas dari rotan.

Di sana para siswa bisa memilih mau ambil kegiatan yang mana, sesuai bakat dan minatnya.

Sejak kecil Mega memang sudah terbiasa mandiri. Saat tinggal dirumahpun ketika ia duduk di bangku sekolah menengah atas hingga ia kuliah di perguruan tinggi dimana Mega sekolah disekolah umum, dan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta, ia pun tinggal jauh dari ibunya, karena sang ibu harus mencari nafkah menjadi tenaga kerja wanita diluar negeri, dan ayahnya telah meninggal dunia.

Menurut saya Mega benar-benar sosok wanita yang luar biasa, dibalik keterbatasannya, ia mampu menunjukkan ability, dan menutupi disability nya. Dengan telah diraihnya sebuah gelar sebagai seorang PNS dan sebagai penari, sungguh pencapaian yang luar biasa.

Saya bangga dan kagum dengan Mega. Semoga kebahagiaan dan kesuksesan selalu menyertainya.

Aamiin Yarobbalalamiin.

3 komentar:

  1. Mengharukan, membahagiakan. Senang bacaan yang bercerita tentang kesuksesan seseorang yang memiliki keterbatasan. Sayang saya hanya bisa "berkenalan" melalui cerita Ibu. Ada foto yang bisa dibagikan di blog, agar kami semua mengenal dan mendoakan semoga meraih kesuksesan berikutnya.

    BalasHapus
  2. Di balik kekurangan ada potensi yg luarbiasa.

    BalasHapus