Langkah-langkah Menulis Buku Bersama Akbar Zainudin
Oleh : Kartini, S.Pd
Nara sumber kelas menulis Bersama Om Jay, PGRI dan Penerbit Andi malam ini adalah Bapa Akbar Zainudin, beliau penulis buku Man Jadda Wajada.
Pekerjaan sehari-hari beliau adalah mengajar. Beliau mengajar di berbagai lembaga sebagai trainer.
Baik di sekolah, pesantren, perguruan tinggi, instansi pemerintah, maupun swasta.
Materi yang dikuasainya berkisar pada motivasi, diantarnya motivasi belajar, motivasi menulis, motivasi bekerja, motivasi mengajar, motivasi berwirausaha, dan motivasi hidup.
Satu titik penting perubahan dalam hidupnya adalah pada saat beliau menulis buku yang pertama, "Man Jadda Wajada". Dari situ beliau bergerak lebih jauh mengembangkan Man Jadda Wajada menjadi buku dan materi pelatihan.
Dari Man Jadda Wajada inilah akhirnya membuat beliau bisa berkeliling ke-33 Provinsi di Indonesia. Satu provinsi yang belum beliau kunjungi adalah Papua.
Pada malam ini beliau akan memaparkan tentang "Langkah-Langkah dalam Menulis Buku",
Berikut pemaparan beliau tentang langkah-langkah menulis buku.
Menurut Pa Akbar Zaenudin ada enam langkah dalam menulis buku, keenam langkah tersebut dapat di singkat dalam rangkaian huruf TOJTRP.
1. TEMA
Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi.
Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.
Untuk buku Pa Akbar, kebanyakan buku-buku motivasi. Kalau buku Asma Nadia, Novel. Ahmad Fuadi, Novel tentang pesantren dan kerja keras.
Bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut beliau , karena ini terkait dengan “branding”, kita harus fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa?
2. OUTLINE atau DAFTAR ISI.
Buatlah Outline, outline ini berguna untuk:
- Agar tulisan kita terarah.
- Bisa buat jadwal dan target.
- Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
- Agar bukunya selesai.
Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit buku kita bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya.
Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline.
Untuk mengembangkan daftar isi (outline) ini ada caranya, baik buku fiksi maupun non fiksi, yaitu
A. Untuk Buku Non Fiksi
Gunakan prinsip dasar 5W dan 1H.
WHAT:
Ini terkait pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya.
WHY:
Ini adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuannya apa dan manaatnya apa.
HOW
How ini berbicara tentang bagaimana, tips and trick, strategi, langkah-langkah, dan sebagainya.
Untuk 2 W yang lain, yaitu Where dan When bisa tidak digunakan.
CONTOH.
Tema: Santri dan Menulis
WHAT
- Santri dan keterampilan menulis.
- Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis.
- Para ulama dan karya mereka dari masa lampau.
- dan seterusnya.
MENGAPA?
- Mengapa Santri Harus Menulis?
- Tujuan Menulis.
- Tantangan Mengapa Santri Harus Bisa Menulis.
- dan seterusnya.
HOW?
- Bagaimana cara menulis?
- Bagaimana membangun disiplin menulis?
- Tips and Tricks Menjadi Penulis.
- dan seterusnya.
B. Untuk Buku Fiksi
Pertama: Who? Siapa saja tokoh-tokohnya.
Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita.
Misalnya, ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya.
Kedua: Karakter.
Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing.
Ketiga: Plot atau Alur Cerita.
Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya.
Terus ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.
Menurut Pa Akbar membuat outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya atau bisa dengan beberapa alat bantu. Biasanya beliau menggunakan mindmap untuk membantu membuat daftar isi.
Apakah wajib? Tidak harus. namun tetap harus ada, agar ada rel ke mana tulisan kita, biar selalu ada arah kalau kita menemui jalan buntu, dan ini yang paling penting, bisa membuat jadwal agar buku cepat selesai.
CONTOH OUTLINE
Buku "Man Jadda Wajada".
Buku ini adalah buku dengan tema motivasi umum, motivasi hidup.
Di sini ada konsep dasar 5W dan 1H.
Beliau memulai dengan WHY, kalau terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa digambarkan sebagai berikut:
- Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.
- Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.
- Apa tujuan hidup seseorang?
- Mengapa orang harus berubah?
- Darimana perubahan itu bisa dimulai?
- Apa saja yang harus diubah?
Setelah Why, hal kedua yang terpikir adalah What.
Hal-hal yang terpikir dalam kategori What adalah:
- Apa itu sukses?
- Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?
- Potensi diri, kelebihan dan kekurangan.
- Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan.
Setelah Why, hal ketiga yang saya coba jabarkan adalah How. Ini tentang bagaimana, strategi, langkah-langkah, tips & Trick, dan juga action.
Penjabarannya:
- Bagaimana bermimpi besar.
- Bagaimana membuat rencana (action plan).
- Bagaimana berani memulai.
- Menjadi kreatif.
- Membangun momentum berubah.
- Kapan harus memulai?
Nah, ketiga hal itulah yang akhirnya menjadi dasar outline buku beliau "Man Jadda Wajada.
Buku lain yang dibedah outline adalah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren". Target buku ini adalah para santri, umur SMP dan SMA.
Karena itu, buku ini harus sederhana, ringan, bisa dibaca oleh pembaca dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi.
Beliau mulai dengan cara yang sama; menguraikan What, Why, dan How.
- Apa itu sukses.
- Apakah bisa anak pesantren itu sukses?
- Kisah-kisah sukses alumni pesantren.
- Sukses itu apa menurut pesantren?
Satu lagi bukunya yang dibedah outlinenya yaitu buku UKTUB, Beliau membagi buku UKTUB ini dalam beberapa bagian besar yaitu:
- Sikap Mental
- Motif Menulis
- Mencari Ide
- Apa yang Ditulis
- Bagaimana Menulis
- Mengenal Pembaca
- Mengenal Penerbit.
Dari poin-poin inilah beliau kembangkan menjadi daftar isi. Daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu beliau tuliskan satu per satu, maka jadilah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren".
3. JADWAL
Buatlah jadwal penulisan.
Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai.
Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
Caranya yaitu:
- Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan
- Isi Nomer
- Isi Judul Artikel
- Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis
- Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.
- Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.
4. TULISKAN.
Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya.
Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.
Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.
5. REVISI.
Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna.
Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku.
Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi? Yang harus direvisi diantaranya dalah:
- Data dan informasi yang kurang.
- Tata Bahasa
- Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
- Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.
6. PENERBIT
Apa yang menadi pertimbangan penerbit?Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.
Apakah pembaca butuh buku kita?
Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh?
Buku kita menjawab kebutuhan apa?
Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar.
Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.
Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis?
Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.
Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku?
Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan Sebagainya.
Apakah perlu membayar kepada penerbit?
Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.
Bagaimana cara mengirim naskah?
- Naskah harus sudah jadi.
- Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk
Berapa lama? Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Wonderful
BalasHapusTerimakasih pa...
HapusAyo segera terbitkan bukumu dan rancang dari skg
BalasHapusSiap Om Jay...
HapusTerimakasih pa...sudah berkenan mampir..
BalasHapusSemangat utk berkarya
BalasHapusMantul resumenya
Terimakasih Bu Mila..
HapusMantap bun
BalasHapusTerimakasih Bu Anik..
HapusWoww keren bu
BalasHapusMksh Bu Titin...
Hapusmantap Bu resumenya
BalasHapusMksh Bu...
HapusLengkap ya bu, complit.
BalasHapusMantul bu....
BalasHapusMantuuuul
BalasHapus