Sabtu, 05 Desember 2020

Kurikulum Jabar Masagi

Dua hari ini aku mengikuti undangan mengikuti kegiatan "Training   of  Trainee " Kurikulum Masagi dan Implementasinya bagi GTK. ToT ini diselenggarakan tiga kali dengan pilihan waktu yang dapat kita pilih yaitu: 
1. Senin -  Selasa, 30 November - 1 desember 2020
2. Rabu - Kamis, 2 - 3 Desember 2020
3. Jumat - Sabtu, 4 - 5 Desember 2020. 
Kegiatan ini dimulai  dari pukul 08.30 sampai 16.00. Pada kesempatan ini waktu yang aku pilih yaitu pada hari Jumat dan Sabtu, masuk dalam angkatan yang ke tiga.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Kegiatan berlangsung secara virtual melalui aplikasi zoom, di ikuti oleh 65 orang peserta yang terdiri dari guru, kepala sekolah dan pengawas SMA,SMK dan SLB Se Jawa Barat.


Jabar Masagi merupakan pendidikan karakter berbasis budaya Jawa Barat yang menumbuhkan Niti Surti, Niti Harti, Niti Bukti dan Niti Bakti sehingga dapat terwujud generasi masa depan Jawa Barat yang beriman, berkarakter sehat dan cerdas.

Tujuan dari program kurikulum Jabar Masagi adalah membangun ekosistem sekolah yang berorientasi pada kebagjaan/wellbeing siswa. Arah dan pembelajaran siswa dalam situasi pandemi dan pembelajaran abad 21 dalam Kurikulum Masagi  ini adalah kebagjaan/wellbeing. Kebagjaan siswa yang berilmu, sehat, berakhlak dan beriman.

Dalam kurikulum Jabar Masagi  terdapat 4 siklus belajar. Empat siklus belajar tersebut terdiri dari:
1. Niti Surti yaitu mengasah rasa empati dalam diri siswa, dimana siswa belajar untuk merasakan dari apa yang sedang dan akan dipelajarinya.
2. Niti Harti yaitu mengembangkan akal pikiran siswa dengan belajar mengetahui apa yang sedang dan akan dipelajari.
3. Niti Bukti yaitu membuktikan laku diri dengan belajar melakukan kegiatan pembelajaran yang bermakna.
4. Niti Bakti yaitu mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih luas dengan belajar  hidup bersama.

Empat siklus belajar atau 4 Niti ini diintegrasikan dalam setiap dimensi kebagjaan berdasarkan kerangka Prosper (harmoni). Dalam kerangka Prosper (harmoni) ada 7 kunci kebagjaan/kesejahteraan siswa yaitu: Positivity (kepositifan), Relationship (kekerabatan), Outcome (ketercapaian), Streng (kekuatan), Purpose (kebermaknaan), Engagement (keterlibatan), dan Resilience (ketahanan).


Dengan menerapkan 4N dan 7 kunci kebagjaan dalam program pembelajaran diharapkan siswa berkembang sesuai dengan potensi dan keunikannya. Sehingga menghasilkan kebagjaan dalam diri siswa dalam belajar. Program RPP dalam Kurikulum Masagi harus berupa pendekatan Projek Base Learning. Proyek disini dimaknai sebagai pengalaman nyata , dinamis, dan kontekstual yang melibatkan lingkungan. 

Dalam kegiatan ini selain mendapatkan materi tentang Kurikulum Jabar Masagi, kami ditugaskan untuk menyusun kerangka panduan berproyek (Project Brief) dan RPP PJBL tematik yang merupakan kolaborasi dari dua mata pelajaran atau lebih.  Dalam mengerjakan tugas ini kami dipandu dan dibimbing oleh dua orang fasilitator dan Trainer yaitu ibu Ine dan Pa Brata.

Berikut hasil kerja kelompok kami:

KELOMPOK B

KERANGKA PANDUAN BERPROYEK

(PROJECT BRIEF)

Nama Anggota:

1.    Kemis, S.Pd., M.M.Pd.

2.    Dra.Nia Suniawati

3.   Sri Uni Respati, dra.

4.   Kartini, S.Pd

5.   Lina Dewi Sartika, S.Pd.

6.   Dadan Dany kustanto, S.Pd.

7.   Sofia Syamsuni, S.Pd.

8.   Rika Sangra Mustika, S.Pd

9.   Tetty Setianingsih, S.Pd.

 

Mata Pelajaran

  1. Ilmu Pengetahuan Sosial
  2. Matematika
  3. TIK
  4. Tata Kecantikan

 

Tanggal Mulai

   10 Februari  -   10 April 2021

Tenggat Waktu

 2 bulan

Guru Pengampu

Guru kelas dan guru mata pelajaran

 

Guru Pembimbing

Guru kelas dan guru mata pelajaran

 

Judul proyek

Sabun lulur anti Korona

 

Deskripsi proyek

Proyek ini dilakukan oleh peserta didik untuk menghasilkan rancangan dan produk sabun lulur anti Korona yang layak jual. Melalui proyek ini peserta didik juga diharapkan memiliki keterampilan bekerjasama.

Tujuan Proyek

Berdasarkan dari keprihatinan peserta didik dengan mahalnya harga lulur dipasaran, peserta didik dapat membuat produk lulur berbahan dasar alami yang terdapat dari lingkungan sekitar dengan percaya diri. Peserta didik dapat mencintai lingkungan sekitar, memanfaatkan sumber daya alam di lingkungan sekitar dengan bijaksana,dan dapat  memasarkan produk sabun lulur dengan konvensional dan modern.

PROSES BELAJAR

NITI SURTI

 

1.        Menentukan Rencana Proyek Pembelajaran.

          

Berawal dari keprihatinan tingginya kasus Korona dan mahalnya harga lulur dipasaran, peserta didik dapat membuat produk lulur berbahan dasar alami yang terdapat dari lingkungan sekitar. Peserta didik mengidentifikasi sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar sebagai bahan untuk pembuatan sabun lulur. Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang      dapat memberi penugasan kepada peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk peserta didik. dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. (satu kali pertemuan)

 

NITI SURTI

 

2.           Mendesain atau membuat perencanaan proyek

 

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Mengintegrasikan berbagai subjek yang memungkinkan, serta mengetahui alat  dan bahan yang dapat diakses untuk menyelesaikan proyek.Bentuk kgiatan yaitu:

a.    Menggali potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan sabun lulur dari bahan yang ada disekitar peserta didik.

b.    Mencari informasi dari berbagai literatur

c.    Menyusun perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi 

(satu kali pertemuan) 

 

NITI HARTI

  1. Menyusun jadwal pelaksanaan proyek

Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

a.    Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,

b.    Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,

c.    Membimbing peserta didik melaksanakan proyek

 

 (satu kali pertemuan)

 

NITI BUKTI

  1. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek

 

Peserta didik melakukan praktik pembuatan sabun lulur dengan bahan-bahan alami dengan memanfaatkan teknologi yang ada di lingkungan sekitar, mengemas dan memasarkan produk. Guru bertanggungjawab melakukan monitoring dan membimbing aktivitas peserta didik  selama menyelesaikan proyek. (2 kali pertemuan)

 

NITI BAKTI

   

  1. Menguji hasil dalam bentuk presentasi atau penyajian proyek

 

Peserta didik mempresentasikan hasil kegiatan praktik pembuatan sabun lulur, pengemasan, teknik pemasaran yang dilaksanakan sehingga produk layak untuk dipasarkan ke publik.  (1 kali pertemuan)

 

 

Evaluasi dan Penilaian

 

  1. Mata Pelajaran IPS (KD Sikap 2.5 dan, Pengetahuan 3.5 dan Ketrampilan 4.5)

 

  1. Mata Pelajaran Matematika (KD Sikap  2.4, 3.4 dan 4.4)

 

  1. Mata Pelajaran  Tata kecantikan (KD Sikap 2.1, Pengetahuan 3.1 dan Ketrampilan 4.1)

 

  1. Mata pelajaran TIK (KD Sikap 2.18, Pengetahuan 3.18 dan Ketrampilan 4.18)

 

 

Dukungan Manajemen Sekolah

 

  1. Kepala Sekolah          : Membentuk  tim
  2. Wakasek kurikulum   : Pengarah Program
  3. Wakasek Kesiswaan    : Pengarah Kegiatan Lapangan
  4. Wakasek Sarana           : Pengarah Penyediaan Alat, bahan dan Sumber Belajar
  5. Wakasek Humas           : Pengarah Hubungan Masyarakat dan Dunia Usaha

 

(Selama pelaksanaan proyek)

 

Dukungan Dampingan Sekolah

 

Melibatkan dunia usaha dan dunia industri, dan pendampingan dari pengawas sekolah.

 

Pengawas sekolah melakukan pembuatan instrumen pendampingan, monitoring perencanaan pelaksanaan dan evaluasi implementasi kurikulum Masagi.


(3 kali pertemuan)

 


Itulah kegiatan selama dua hari ini yang aku lakukan disela-sela kesibukan mengajar dan mengurus rumah. Semoga ilmu yang kudapatkan selama dua hari ini dapat diimplemtasikan di sekolah untuk mewujudkan
kebagjaan bagi para siswa-siswa spesialku. Aamiin yarobbalalamiin... 

 

 





2 komentar: