Pantun telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.Kita patut bangga dan bersyukur.
Untuk ikut melestarikan pantun sebagai warisan budaya, saya bersama Perkumpulan Rumah Seni Asnur, mencoba ikut membuat pantun nasehat bersama 1000 guru Asean.
Buku pantun yang begitu tebal ini cukup memakan waktu lama dalam prosesnya. Mengingat begitu banyak peserta atau penulis yang berkontribusi didalamnya dari berbagai daerah seluruh Indonesia dan Asean.
Saya memang suka pantun, mungkin karena saya orang Betawi. Namun sebenarnya saya tidak bisa membuat pantun. Apalagi pantun yang kuat. Namun keinginan untuk bisa membuat pantun yang membawa saya untuk mau belajar dan belajar. Di Perkumpulan Rumah Seni Asnur ini saya belajar membuat pantun. Sudah dua buku antalogi pantun yang saya ikut didalamnya. Buku yang sudah terbit yaitu "Buku Pantun Nasehat Guru Untuk Murid" dan satu lagi yang akan segera terbit " Buku Pantun Nasehat 1000 Guru Asean".
Sebenarnya buku pantun nasehat ini lebih dulu aku kirim naskahnya. Namun karena begitu banyaknya peserta dari seluruh penjuru Nusantara dan Asean, sehingga butuh waktu yang lebih lama dalam proses percetakannya.
Menurut pengumuman dari Bang Asnur, Buku kumpulan pantun 1000 Guru Asean ini awalnya diperkirakan proses waktu hanya 6 (enam) bulan kerja ternyata mencapai 2 tahun kerja, dengan 3 Tahap penerimaan peserta dan terakhir harus berusaha untuk mencapai jumlah 1000 dengan *meyelenggaralkan workshop online selama 2 bulan nonstop free*, akhirnya tercapai peserta bahkan melebihi quota dari 1000 jadi, 1250-an lebih kurang, bulan april 2020.
Perjuangan untuk menghasilkan buku belum selesai, team Perruas menyisir kembali peserta satu persatu agar jangan ada yang terlewatkan, lalu mengumumkan berkali-kali di watshap grup dan di Facebook bahkan untuk memperkenalkn peserta ke forum nasional,Perkumpulan Rumah Seni Asnur membut *Video laporan setiap daerah dan diumumkan di Youtube Rumah Seni Asnur*.
Di samping itu jumlah halaman buku yang tadinya 1000-halaman menjadi 1500 halaman lebih kurang, akhirnya menjadi buku raksasa. Pada saat yang sama dunia dihadang bencana Pandemi covid, percetakan mengalami kesulitan pada bahan-bahan dalam jumlah banyak, akhirnya percetakan baru bisa mengerjaknnya di bulan September 2020 dan selesai Desember 2020.
Namun alhmdulillah Perjuangn panjang selama 2 tahun berakhir sudah. Dan Insya Allah
Peluncuran Buku ini direncanakan 20-21 Pebruari 2021 di Perpustakaan Nasional Jakarta.
Terimakasih Bang Asrizal Nur dan PERUAS yang telah banyak membimbing kami dalam membuat pantun.
Keren mba
BalasHapusMksh mba Dahlia..
HapusPencapaian yang luar biasa. Penasaran mau baca bukunya
BalasHapusBoleh Bun..
HapusTapi belum dikirim he he..
Hebat Ibu Kartini...
BalasHapusAsean membuat judulnya tambah menarik
Sukses selalu bu
Terimakasih Pa Indra...
HapusSampai detik ini, saya paling payah kalau disuruh buat pantun haha
BalasHapusSaya juga masih belajar Bun...
HapusTuh kan.. keren..
BalasHapusHe he masih belajar Bun.
HapusMksh Bun..