Di sekolah kami, pada awal dimulainya pemberlakuan pembelajaran jarak jauh, hampir semua guru dan siswa menggunakan aplikasi Whatshap dalam kegiatan belajar mengajar. Kami para guru kelas membuat Whatshap grup kelas di masing-masing kelas. Namun dari aplikasi yang sudah kami gunakan ada beberapa keluhan terkait masalah penuhnya memori ponsel dengan tumpukan tugas baik video maupun gambar.
Kami mencoba menggunakan zoom dan ada pula yang menggunakan googlemeet untuk menyampaikan materi. Saat menggunakan ini ada yang kesulitan mengakses sinyal. "Bu maaf tidak bisa masuk, muter-muter terus ini sinyalnya". Itu keluhan dari beberapa orang tua siswa. Ada juga yang mengatakan kuota cepat habis jika menggunakan aplikasi ini. Di samping itu juga pembelajaran daring yang berlangsung secara terus menerus ini, sudah pasti menimbulkan rasa bosan dan jenuh, baik bagi guru, siswa dan orang tua.
Sebagai guru, kami tentu saja tidak tinggal diam. Kami terus berusaha memberikan jalan keluar agar pembelajaran secara daring tetap berjalan dengan asyik, menyenangkan dan tidak membosankan.
Suatu hari penulis mengikuti pelatihan bersama Aksarapedia secara daring. Tema dalam pelatihan tersebut adalah " Memanfaatkan TikTok dan Instagram Untuk Migrasi Media Tulisan Serta Sarana Pembelajaran". Dalam pelatihan secara daring tersebut kami para peserta banyak mendapatkan informasi dan masukan tentang aplikasi ini dari Founder Aksarapedia yaitu Kak Raditya Reifananda. Selain itu kami juga langsung praktik bagaimana membuat video pembelajaran melalui aplikasi ini. Bagi penulis ini adalah hal baru, sebab selama ini tidak pernah menggunakan aplikasi tiktok sedangkan instagram penulis gunakan hanya sebatas posting foto-foto saja.
Setelah mengikuti pelatihan ini, mulai terbuka wawasan dan pengetahuan kita. Ternyata aplikasi ini tidak hanya untuk hiburan dan posting foto-foto saja, melainkan banyak ilmu dan pengetahuan serta kreatifitas yang dapat kita gali dan manfaatkan. Terutama bagi para peserta didik kita. Yang mungkin selama ini mereka sudah menggunakannya tanpa sepengetahuan orang tua.
Di awal tahun ajaran baru ini, penulis mencoba untuk menggunakan aplikasi tiktok ini untuk media pembelajaran. Sebelum
mengunakan aplikasi ini, penulis menanyakan kepada para orang tua terkait kesediaan dan persetujuan mereka, sekaligus mencari tahu berapa siswa yang sudah menggunakan aplikasi ini sebelumnya.
Dari 13 siswa di kelas 10 SMALB Tunarungu, 6 orang siswa sudah menggunakan aplikasi ini walau tidak aktif posting video. Orang tua mereka pun baru tahu anaknya ternyata sudah menggunakan aplikasi ini setelah media ini digunakan untuk pembelajaran.
Dari sini dapat kita ambil hikmah dengan menggunakan aplikasi tiktok sebagai media pembelajaran yaitu orang tua dapat lebih memantau penggunaan media sosial putra-putrinya. Yang selama ini orang tua tidak tahu apa yang putra-putrinya lakukan di media sosialnya, tapi sekarang mereka membuka media ini secara bersama-sama untuk belajar.
Semoga penggunaan aplikasi tiktok untuk sarana pembelajaran ini dapat meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa di masa pandemi ini. Selain dari itu juga para orang tua dapat lebih memantau dan mengetahui apa saja yang di lihat putra-putrinya dalam aplikasi ini.
Penulis menyadari media apapun yang kita gunakan pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Namun penulis yakin penggunaan aplikasi ini, setidaknya memberikan suasana baru bagi para siswa. Diharapkan dengan Susana baru ini, dapat membuat para siswa lebih tertarik dan sedikitnya mengurangi rasa bosan dan jenuh menghadapi pembelajaran jarak jauh yang sudah cukup lama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar