Mengenal Personal Branding Bersama Pak Agus Sampurno
Belajar Menulis
Gelombang 12
Pertemuan ke 10 : Senin, 22 Juni 2020
Waktu : 19.00 - 22.00 WIB
Pemateri : Agus Sampurno
Malam itu
menginjak pertemuan ke 10 dalam kelas belajar menulis bersama Om Jay dan kawan-kawan.
Pada pertemuan kali ini saya kurang pokus dan tertinggal dalam mengikuti kelas,
hal ini bukan disebabkan semangat saya yang tak ada atau materi yang kurang
menarik. Bukan! Sama sekali bukan karena itu. Saya terlambat mengikuti kelas
karena menemani ibu yang sedang sakit, dimana beliau menginginkan agar saya
tidak memegang HP saat didekatnya, demi menjaga hati dan perasaannya, sayapun
membiarkan HP tetap berada didalam tas, walau ratusan chat belum saya buka
apalagi terbaca. Lepas menjelang Isya barulah saya pamit kepada ibu, untuk
pulang kerumah, setelah dirumah barulah saya membuka HP, dan chat pertama yang saya buka adalah grup kelas
menulis bersama Om Jay, sebab saya selalu ingat jadwal belajar dikelas menulis
ini, namun apa daya malam ini saya sudah tertinggal jauh, saat saya buka sudah berbagai quis yang dikerjakan oleh
teman-teman. Sayapun berusaha untuk membaca satu persatu untuk memahami apa
maksud dari quis –quis ini. Setelah saya telusuri chat-demi chat malam itu,
sedikit demi sedikit saya mulai memahami materi malam itu, dimana pada malam
itu, kelas di isi oleh seorang praktisi dan pemerhati pendidikan , Beliau
adalah Pak Agus Sampurno, narasumber kelas menulis malam ini.
Setelah saya
telusuri chat satu persatu, baru saya memahmai bahwa malam ini Pak Agus mengawali
kelas belajar menulis malam ini dengan mengajak peserta untuk mengerjakan kuis
melalui quizizz. Sayapun berusaha membuka salah satu link quis yang ada dan
mencoba mengerjakannya, walaupun masih dalam rasa bingung apa maksud dari quis
ini. Masih dalam kebingungan saya kemudian
Pak Agus melanjutkan dengan memberikan tugas menulis dengan judul yang
diberikan pak Agus. Judul yang dibuat pak Agus diambil berdasarkan analisis
jawaban para peserta saat mengerjakan quis.
Ketentuan
menulisnya sederhana saja. Hanya menulis artikel sepanjang 150-300 kata. Di
unggah di blog masing-masing. Menggunakan tema atau judul yang sudah diberikan
sesuai karakter masing-masing. Langsung diunggah malam ini juga. Sayapun
langsung mengerjakan tugas menulis malam itu, judul yang saya ambil adalah tiga
cara guru tetap optimis dimasa new normal
Pak Agus
tidak memaparkan materi banyak, tetapi langsung memberi tugas membuat artikel. Materi yang
beliau sampaikan yaitu tentang personal branding.
Apa itu personal
branding?
Berikut
pemaparan Pak Agus tentang Personal Branding.
Pengertian
Personal Branding
Ilham
Mubarok menuliskan dalam niagahoster.co.id bahwa personal branding adalah cara
mempromosikan diri beserta capaian karir juga keahlian yang dimiliki. Semua
orang membutuhkan personal branding. Bukan hanya pelaku bisnis, guru pun
membutuhkan personal branding. Personal branding positif yang kuat akan
mendatangkan kepercayaan.
Nah
sedangkan menurut Agus Sampurno yang dituliskan oleh Theresia Sri Rahayu dalam
blognya cikgutere.com, personal branding adalah bagaimana kita membangun dan
mempromosikan apa yang kita perjuangkan. Melalui kesimpulan kelas malam ini,
pak Agus juga menekankan bahwa personal branding adalah aspek dimana kita
dikenal karena hal yang menjadi fokus kita.
Branding
erat kaitannya dengan pembeda. Apa yang membedakan kita dengan orang lain
terutama orang lain dengan profesi atau minat sejenis. Lebih lanjut, personal
branding merupakan kombinasi unik antara keterampilan yang kita miliki dan
pengalaman yang membuat kita menjadi seseorang yang saat ini. Itulah mengapa
personal branding dapat membedakan kita dengan orang yang memiliki keterampilan
yang sama. Tentu karena pengalaman setiap orang berbeda-beda.
Manfaat
personal Branding
Masih
bersumber pada tulisan Ilham Mubarok. Membangun personal branding penting agar
memudahkan orang mengenali kita. Personal branding yang baik membuat kita mudah
dikenali baik secara personal maupun profesional.
Di era
digital ini, personal branding menjadi semakin penting. Bahkan perusahaan yang
sedang mencari karyawan sekarang cenderung untuk melihat jejak digital para calon
karyawannya. Tujuannya jelas, untuk mengetahui keterampilan, prestasi, karir
dan tentu personal.
Pak Agus
Sampurno dalam blognya gurukreatif.wordpress.com juga mengamini hal ini.
Memperkenalkan diri melalui kartu nama sudah lewat masanya. Saatnya
memperkenalkan diri melalui jejak digital.
Menulis dan
Personal Branding
Mengapa
harus menulis? Dalam kaitannya dengan personal branding tulisan di media sosial
atau blog tentu akan menjadi jejak digital kita. Tulisan kita akan menjadi
resume bahkan identitas siapa kita. Mengapa tulisan kita harus di unggah di
media sosial? Ya tentu agar orang lain tahu.
Menulis
adalah kegiatan mudah tapi penuh tantangan. Mudah kalau mau nekat memulai,
menulis apa saja. Penuh tantangan karena tidak semua orang mau menerima tantangan
untuk nekat menulis . belum lagi rasa malas dan rasa-rasa yang lainnya yang
kerap menghambat keinginan kita untuk menulis.
Sebagai
guru, menurut pak Agus, menulis berarti menata kata dan pikiran. Jika sebagai
guru masih sering belibet, tidak runut, berputar-putar saat mengajar di kelas,
maka kemungkinan besar bahwa guru yang bersangkutan kurang menulis.
Jika anda guru tanpa menulis hanya akan menjadi guru
biasa yang mencari penghasilan. Dengan menulis "kelas" anda sebagai
guru akan naik menjadi guru kreatif dan inspiratif bagi orang lain yang membaca
tulisan anda.
-Agus Sampurno-
Membangun
Personal Branding Melalui Tulisan
Bagaimana
membangun personal branding melalui tulisan?
Langkah
pertama adalah
temukan tema atau topik yang kita sukai. Apakah harus tema yang kita sukai?
Sebenarnya tidak, tapi bukankah jika kita menggeluti apa yang kita sukai akan
lebih nyaman dan senang menjalaninya.
Langkah
kedua, gali tema
tersebut terus menerus. Belajar dan terus belajar mengenai tema yang sudah kita
pilih. Hal penting yang harus dilakukan dalam proses belajar ini adalah harus
ngotot. Tidak perlu menjadi ahli terlebih dahulu untuk membranding diri kita.
Kita hanya perlu menjadi orang paling ngotot dalam belajar dan mendalami apa
yang kita suka.
Ketiga, kabarkan kepada dunia apa hasil
belajar kita. Kabarkan apapun itu hasil belajar kita. Entah itu berhasil
ataupun gagal. Dengan berbagi kita telah menebar manfaat walau berasal dari
kegagalan kita. Karena dari kegagalan, orang bisa belajar. Bisa mengambil
hikmah.
Sekarang
masalahnya adalah bagaimana agar orang mau dengan sukarela membaca tulisan
kita. Tentunya agar semakin banyak orang yang mendapatkan manfaat. Kuncinya ada
di judul. Judul-judul yang diberikan pak Agus di awal kuliah seperti yang saya
ceritakan di atas, mengandung kata-kata ajaib.
Resep, mudah, cara, sukses, tips, manfaat, baru. Gunakan salah satu atau kombinasi
dua dari kata tersebut dalam menuliskan judul. Mengapa memilih kata-kata
tersebut? Karena secara alamiah orang akan cenderung tertarik dengan kata-kata
tersebut.
Dalam
menulis aspek judul harus diutamakan. Artinya harus dipertimbangkan dengan
seksama. Karena melalui judul orang bisa penasaran sehingga tertarik dan dengan
sukarela akan membaca. Judul juga akan membuat penulisnya memiliki personal
branding.
Itulah resume
yang dapat saya tulis pada pertemuan kali ini, walau sangat terlambat saya
menuliskannya. Tatap semangat dan terus belajar bersama di grup menulis.
Bekasi, 25
Juni 2020